Mengenal Data Center

Data center memuat sumber daya komputasi kritikal yang dimana terletak pada lingkungan yang terkontrol dan di bawah kendali yang tersentralisasi yang memungkinkan organisasi menggunakan teknologi informasi sebagai pendukung kelangsungan bisnis dan juga dapat melakukan operasi bisnis selama dibutuhkan. Data center adalah sesuatu yang bersifat kritis, oleh karena itu teknologi yang digunakan pada data center terus berevolusi seiring meningkatkan ketergantungan organisasi terhadap data center. Kebutuhan untuk data center yang aman dan efektif adalah hal mutlak yang harus dipenuhi. Jika desain jaringan data center tidak dapat memenuhi tingkatan servis atau Service Level Agreement, maka data center yang dapat memenuhi kebutuhan.

Sebuah data center secara umum menyediakan layanan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya. Selain itu data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya service yang harus disediakan oleh data center tanpa harus melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan. Oleh karena data center menyimpan asset perusahaan yang bisa dibilang berharga maka keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.

Salah satu standar data center yang telah diakui internasional adalah TIA–942, standar ini dikeluarkan oleh Telecommunications Industry Association (TIA). Dalam melakukan perancangan data center dengan mengggunakan standar TIA-942, terdapat beberapa komponen yang harus dianalisa, yaitu penentuan lokasi, desain raised floor, desain sistem listrik, desain pencahayaan, dan sistem penanggulangan kebakaran.

INDUSTRI DATA CENTER

Saat ini, hampir semua perusahaan membutuhkan data center sendiri agar bisa bersaing dalam kualitas pelayanan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang pemberian jasa.Data pelanggan memiliki peran yang sangat penting untuk perusahaan. Oleh karena itu data tersebut bukan hanya harus dijaga seaman mungkin, tapi juga harus bisa diakses dengan cepat kapanpun dibutuhkan.Arsitektur data center juga memerng peran yang sangat penting untuk lembaga pemerintahan. Jutaan hingga puluhan juta data masyarakat harus bisa disimpan dan dibuka untuk kebutuhan apapun.Selain itu, fasilitas seperti ini juga dibutuhkan untuk perusahaan-perusahaan seperti:

1.       Universitas dan lembaga Pendidikan

2.       institusi finansial

3.       Perusahaan di bidang telekomunikasi

4.       Perusahaan retailers

5.       Penyedia social network service

JENIS-JENIS DATA CENTER

Jenis Arsitektur

Deskripsi

Contoh Penggunaan

On-premise

Data center dibangun dan dikelola sendiri

Bank Indonesia, Pemerintah

Colocation

Menyewa rak/server di fasilitas pihak ketiga

Pelanggan di DCI Indonesia, NTT Nexcenter

Hyperscale

Skala besar dengan otomatisasi tinggi, milik perusahaan cloud global

Google, AWS, Facebook

Edge Data Center

Lokasi mini dekat pengguna akhir untuk latensi rendah

Tower edge Telkomsel, Starlink edge node

Cloud Data Center

Infrastruktur ini menggunakan sistem cloud sebagai tempat penyimpanan semua data.

Amazon Web Service, IBM Cloud, dan Microsoft Azure.

  1. On-Premise Data Centers

On-Premise Data Center adalah sebuah infrastruktur yang dibangun oleh perorangan, perusahaan, atau kampus untuk kebutuhan masing-masing. Contohnya data center yang dibangun oleh sebuah kampus dibuat untuk menyimpan seluruh data mahasiswa yang mendaftar dan dokumen-dokumen kampus lainnya.

Jenis data center ini bisa dibuat dalam satu bangunan yang sama dengan tempat perusahaan atau kampus tersebut beroperasi, atau dibangun di sebuah rumah khusus yang tersambung dengan gedung pembuatnya.

  1. Colocation Data Center

Colocation Data Center atau Colocation Center adalah sebuah sistem data center yang mirip dengan Managed Service Data Center. Bedanya, perusahaan penyewa memiliki kendali penuh atas data center yang mereka sewa.

Dikutip dari situs Colohouse, dalam Managed Service Data Center Anda akan membayar bukan hanya untuk infrastruktur tapi juga untuk perawatan komputer-komputer tersebut. Sedangkan dalam Colocation Center, perusahaan bisa mengendalikan, merawat, dan memodifikasi arsitektur sesuai dengan perjanjian.

  1. Hyperscale Data Center

Hyperscale data center adalah pusat data berskala raksasa yang dirancang untuk menangani volume komputasi, penyimpanan, dan jaringan dalam skala besar—biasanya digunakan oleh raksasa teknologi seperti Amazon, Google, Microsoft, Meta, dan Alibaba. Fokus utamanya adalah efisiensi, otomatisasi, dan kemampuan ekspansi horizontal (scaling out) secara cepat.

  1. Edge Data Center

Edge data center adalah pusat data berskala kecil hingga menengah yang ditempatkan dekat dengan pengguna akhir atau perangkat sumber data, bertujuan meminimalkan latensi dan meningkatkan kecepatan layanan. Cocok untuk aplikasi yang memerlukan respon real-time, seperti autonomous vehicle, AR/VR, dan IoT.

  1. Cloud Data Center

Yang terakhir dan dianggap paling canggih saat ini adalah Cloud Data Center. Sesuai dengan namanya, infrastruktur ini menggunakan sistem cloud sebagai tempat penyimpanan semua data. Beberapa perusahaan yang sudah menyediakan layanan Cloud Data Center saat ini ada Amazon Web Service, IBM Cloud, dan Microsoft Azure.

Operating Highlight

Dalam sebuah data center modern, terdapat lima pusat operasi utama yang masing-masing memiliki tanggung jawab berbeda namun saling terintegrasi. Kelima pusat ini dirancang untuk memastikan keandalan layanan, keamanan sistem, dan efisiensi operasional:

  1. Facility Operation Center (FOC)

Bertugas mengelola infrastruktur fisik seperti kelistrikan, sistem pendingin (HVAC), sistem pemadam kebakaran (fire suppression), dan pemantauan lingkungan (temperature, humidity, dust). Contoh: Di DCI Indonesia, FOC menggunakan sensor IoT dan sistem Building Management System (BMS) untuk pemantauan real-time.

  1. Cloud Operation Center (COC)

Mengelola seluruh layanan cloud (IaaS, PaaS, SaaS) baik dalam bentuk virtual machine maupun container. COC bertanggung jawab atas ketersediaan platform cloud dan orkestrasi layanan. Contoh: Di AWS, COC dilengkapi AI untuk auto-scaling dan auto-healing layanan cloud.

  1. Network Operation Center (NOC)

Fokus pada pengawasan trafik jaringan, routing, bandwidth, dan pengendalian perangkat jaringan seperti router dan switch. NOC juga merespons insiden jaringan secara cepat. Contoh: NOC di Biznet memantau ratusan link backbone dan internet exchange dalam satu dashboard terpusat.

  1. Security Operation Center (SOC)

Menangani aspek keamanan siber: deteksi serangan (intrusion), analisis log, manajemen patch, serta perlindungan terhadap malware dan DDoS. Contoh: SOC di Telkomsigma menjalankan pemantauan SIEM 24/7 dan insiden respons terotomatisasi.

  1. Data & Application Operation Center (DAOC)

Bertanggung jawab pada integrasi dan kinerja aplikasi serta pengelolaan big data. DAOC mengawasi beban kerja aplikasi, performa database, dan integrasi antar sistem. Contoh: DAOC di Gojek memantau aplikasi layanan on-demand dalam multi-cloud environment untuk memastikan waktu respons <100ms.

Tier dan Sertifikasi Data Center

Tier data center

PARAMETER

TIER I – BASIC

TIER II – REDUNDANT COMPONENTS

TIER III – CONCURRENTLY MAINTAINABLE

TIER IV – FAULT TOLERANT

Tingkat availabilitas

99,671%

99,741%

99,982%

99,995%

Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)

Rentan

Agak Rentan

Tidak rentan terhadap gangguan terencana (karena sudah ada skenario penanggulangan), namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana

Tidak Rentan

Keadaan power dan cooling distribution

Single path with no redundancy

Single path with redundant component (N+1)

Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+1)

Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen yang redundant 2(N+1)

Ketersediaan raised floor, UPS, generator

Bisa ada maupun tidak

Harus punya raised floor, UPS dan generator

Harus punya raised floor, UPS dan generator

Harus punya raised floor, UPS dan generator

Waktu implementasi

3 bulan

3-6 bulan

15-20 bulan

15-20 bulan

Downtime tahunan

28.8 jam

22.0 jam

1.6 jam

0.4 jam

Cara untuk melakukan maintenance preventif

Harus di shutdown keseluruhan

Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown

Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai sistem utama ketika sistem tersebut di maintenance

Skala data center yang cocok dibangun

Kecil

Sedang

Besar (skala enterprise)

Besar (skala enterprise)

Sertifikasi data center

Sertifikasi yang digunakan dalam dokumen ini adalah aturan yang tertulis dan apabila terdapat aturan yang berlaku dan belum tercantum maka dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai berikut:

  1. TIA-942: Standar ini berjudul “Telecommunications Infrastructure Standard for Data Centers” dan menyediakan pedoman untuk berbagai aspek desain dan operasi pusat data sebagai acuan untuk memastikan kehandalan dan kinerja.
  2. ASHRAE Standard 90.4: Standar ini berfokus pada efisiensi energi di dalam pusat data. Bagian 6.2.1 dari standar ini berbicara tentang “Prevention of Condensation,” yang memberikan pedoman tentang cara menghindari terjadinya kondensasi di dalam pusat data dengan memastikan suhu dan kelembaban yang tepat. Idealnya suhu dan kelembaban dijaga dengan mengacu kepada standard ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Air Conditioning Engineers). Pengendalian suhu ruangan pada 19º – 25 º C dan kelembapan pada 40-60% RH.
  3. SNI 8799-2 dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Standar ini dapat digunakan oleh penyelenggara yang bertanggung jawab atas manajemen pusat data di dalam suatu Penyelenggara pusat data / lembaga. Spesifikasi manajemen pusat data ini berlaku untuk semua pusat data.
  4. Uptime Institute: Uptime Institute mengeluarkan Rated Standards yang mengklasifikasikan pusat data berdasarkan tingkat kehandalan dan resiliensi.
  5. Standar EIA/TIA 569-A: Pedoman untuk desain dan instalasi kabel dan infrastruktur telekomunikasi di dalam pusat data.

SERVICE UTAMA DATA CENTER

  1. Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis

Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppression

  1. Infrastruktur Keamanan Data Center

Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan.

  1. Optimasi Aplikasi

Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.

  1. Infrastruktur IP

Salah satu servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network (seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut [Intelligent Network Services], meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing.

  1. Storage

Terkait dengan segala infrastruktur penyimpanan. Isu yang diangkat antara lain adalah arsitektur SAN, channel switching, replikasi, backup serta archival.

DATA CENTER DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

PERBANDINGAN DATA CENTER DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI

Aspek

Indonesia

Luar Negeri

Infrastruktur

Berkembang, dominan Tier II–III. Contoh: DCI Indonesia di Cibitung dengan Tier III.

Mapan, dominan Tier III–IV. Contoh: Facebook Data Center di Prineville (Tier IV).

Sertifikasi

Beberapa sudah TIA-942 dan ISO 27001. Contoh: Data Center Telkomsigma memiliki ISO 27001.

Umumnya lengkap dan lebih tinggi. Contoh: Google Data Centers bersertifikasi ISO 27001, LEED Gold, dan Tier IV.

Energi

Mayoritas masih PLTU dan genset. Contoh: penggunaan listrik PLN & cadangan diesel.

Energi terbarukan (hidro, solar, nuklir modular). Contoh: Green Mountain DC di Norwegia menggunakan energi hidro 100%.

Keamanan

Sedang ditingkatkan. Contoh: CCTV, biometrik, dan petugas keamanan 24 jam.

Lebih matang dan otomatis. Contoh: Amazon Web Services menggunakan AI untuk deteksi ancaman dan kontrol akses.

Zonasi Ruang dalam Data Center Modern

  1. Entrance & Security Area

Entrance & Security Area merupakan zona pertama yang dilewati oleh semua individu yang ingin mengakses bagian dalam data center, baik itu karyawan, teknisi, vendor, maupun tamu. Area ini berfungsi sebagai filter utama dalam sistem keamanan fisik untuk memastikan hanya orang yang memiliki otorisasi yang dapat masuk ke zona operasional data center. Mendukung persyaratan dari standar sertifikasi seperti ISO 27001, TIA-942, dan Uptime Tier Standard dalam hal kontrol akses fisik untuk pencegahan masuknya pihak tidak berwenang ke dalam white space atau ruang server.

  1. Meet-Me Room (MMR)

Ruang khusus dalam fasilitas data center yang berfungsi sebagai titik pertemuan fisik antara berbagai penyedia layanan komunikasi seperti ISP, operator jaringan, cloud provider, dan pelanggan. Di sinilah interkoneksi langsung (direct cross-connect) dilakukan antar pihak yang ingin bertukar data secara cepat dan aman tanpa keluar dari lingkungan data center. Mendukung peering antar ISP dan cloud provider untuk mempercepat lalu lintas data dan mengurangi biaya bandwidth. MMR memungkinkan berbagai jaringan untuk saling terhubung secara langsung tanpa melalui jaringan publik.

  1. Server Hall atau White Space

Server Hall atau White Space adalah ruang utama di dalam data center tempat seluruh perangkat IT terpasang dan beroperasi. Area ini disebut “white space” karena biasanya didesain dengan pencahayaan terang, warna lantai netral, dan dinding putih untuk menciptakan visibilitas optimal dan suasana steril. Ruang ini menjadi inti operasi komputasi dan menyimpan infrastruktur digital yang kritis bagi organisasi. Ruangan ini pada dasarnya menampung server, storage, switch, router, dan perangkat IT lainnya

  1. Control Room

Ruang pusat pengawasan yang dirancang untuk mengelola, memantau, dan merespons segala aktivitas operasional serta ancaman yang terjadi dalam ekosistem data center. Ruangan ini beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu (24/7). Memantau kinerja jaringan, server, aplikasi, dan layanan cloud secara real-time serta mengelola perubahan konfigurasi dan eskalasi masalah secara terstruktur.. Menangani insiden teknis, gangguan layanan, dan potensi kerusakan membantu untuk mendeteksi dan merespons ancaman keamanan fisik dan siber.  Mengelola perubahan konfigurasi dan eskalasi masalah secara terstruktur.

  1. Power & UPS Room

Zona kritis yang menyediakan dan mengatur distribusi energi listrik ke seluruh perangkat di data center, termasuk server, jaringan, sistem pendingin, dan pengawasan. Keandalan pasokan listrik sangat vital karena downtime sekecil apa pun bisa berdampak besar terhadap ketersediaan layanan. Fungsi utamanya adalah menyediakan pasokan listrik utama dan cadangan yang stabil, andal, dan non-stop serta menjaga performa operasional perangkat kritikal meskipun terjadi gangguan dari PLN.

Contoh :

DCI Indonesia (Cibitung) menggunakan sistem UPS modular berbasis Schneider Electric.

AWS Region Asia Pacific mengintegrasikan power path A/B hingga level rak untuk setiap availability zone.

  1. Cooling System Area

Cooling System Area adalah bagian dari infrastruktur fisik yang bertugas menjaga suhu ruangan dan perangkat IT tetap dalam batas optimal. Sistem pendinginan ini penting untuk mencegah overheating yang dapat menyebabkan downtime, kegagalan perangkat, hingga kebakaran. Menstabilkan suhu dan kelembaban untuk efisiensi dan umur perangkat yang lebih panjang.

  1. Fire Suppression & Monitoring Room

Sistem dan ruangan yang dirancang khusus untuk pendeteksian dini serta penanggulangan kebakaran otomatis, tanpa menimbulkan kerusakan terhadap perangkat elektronik. Sistem ini menjadi elemen keselamatan kritis karena data center menyimpan infrastruktur mahal dan data bernilai tinggi yang tidak bisa digantikan. Sistem pemadaman dilakukan otomatis tanpa menggunakan air, yang dapat merusak perangkat server.

  1. Warehouse & Maintenance Area

Area ini merupakan ruang pendukung teknis yang berfungsi sebagai pusat logistik internal untuk menyimpan peralatan cadangan, suku cadang, dan peralatan kerja. Juga berfungsi sebagai ruang kerja teknisi untuk persiapan, perakitan, dan perbaikan ringan.

  1. Office & Support Area

Zona non-teknis yang disediakan untuk kebutuhan staf operasional dan pengunjung internal. Area ini tidak secara langsung mengelola beban kerja IT, namun sangat penting untuk mendukung kinerja dan kenyamanan manusia yang bekerja di lingkungan data center.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
MikroTik CLI Config Lab: Static & Dynamic Routing

MikroTik CLI Config Lab: Static & Dynamic Routing

IRR, RPKI & PeeringDB for Operators

IRR, RPKI & PeeringDB for Operators

Sistem Informasi Berbasis Blockchain Solusi untuk Integritas Data di Era Digital

Sistem Informasi Berbasis Blockchain Solusi untuk Integritas Data di Era Digital